HARI-hari yang menyesakkan. Sejak hari Senin (10/12) sejumlah
kalangan bertanya kepada saya tentang Tan Sri Zainuddin Maidin (Zam),
bekas Menteri Penerangan Malaysia dalam kabinet Abdullah Achmad Badawi
(Pak Lah). Pasalnya, pada hari itu, lelaki berjuluk ‘Dato‘ Mamak‘ ‘“
untuk menegaskan dirinya sebagai orang melayu berdarah Pakistan ‘“
menulis artikel di koran Utusan Malaysia, yang membuat kita sangat
marah.
Artikelnya bertajuk “Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim,‘
berisi penistaan keji kepada Pak Habibie, mantan Presiden BJ Habibie.
Serangan keji dan tak tahu adab, itu tak boleh dibiarkan.
Saya mengenal Zainuddin Maidin, sejak Maret 2008. Kala itu, sebagai
Menteri Penerangan, dia bertarung dengan Dato‘ Johari Abdul (dari Partai
Keadilan Rakyat, pimpinan Anwar Ibrahim) dalam Pilihan Raya Umum
(Pemilihan Umum). Pertarungan di daerah pemilihan Sungai Petani ‘“
Kedah, itu dimenangkan Dato‘ Johari. Rakyat di sana tak memilihnya.
Padahal, pada dua malam menjelang pemungutan suara, Zam dengan pongah,
meyakinkan, bahwa rakyat Sungai Petani akan memilihnya. Ternyata dia
teruk.
Dari Sungai Petani saya menulis untuk koran ini (Jurnal Nasional,
12/3/2008), menggambarkan indikator kekalahannya. Ketika itu, saya
melihat, bagaimana ia tak diorangi oleh rakyat Sungai Petani. Di ‘bilik
gerakan‘ — semacam Posko Barisan Nasional ‘“ Taman Nilam, rakyat cuek
dengan kampanye dialogis yang dilakukannya. Berbeda dengan ‘bilik
gerakan‘ PKR.
Seorang sahabat — pemimpin grup media multi format milik swasta
terbesar di Malaysia –, tak habis pikir, mantan Presiden Kesatuan
Wartawan Kebangsaan Malaysia, itu bersikap tolol semacam itu. Zam
seperti ‘musang tua tak tahu adab.‘
Saya bertanya-tanya: adakah wartawan lulusan Institute of Journalism
di Berlin, Jerman (1969) yang pernah menjadi wartawan BBC seksi Melayu
di London, itu sedang depresi berat? Sama sekali tak bisa dipahami oleh
akal sehat.
Kalaupun Zam tak suka Pak Habibie membantu Anwar Ibrahim yang terus
tersudutkan di negerinya, haruskah dia bersikap sebodoh itu? Apa
salahnya Prof. Habibie memenuhi undangan Anwar Ibrahim, yang secara sah
merupakan anggota parlemen Malaysia? Apa hal yang tiba-tiba membuatnya
menjadi kehilangan dirinya?
Kepada sejumlah kalangan di Malaysia, tindakan Zam menista mantan
Presiden Republik Indonesia adalah tindakan yang membuat hubungan kedua
negara kini dan ke depan, terjejas (rusak). Alasan Zam menulis artikel
itu, bertujuan agar Pak Habibie tidak bersekutu dengan Anwar Ibrahim
yang dipandangnya ‘tak punya marwah,” adalah alasan pandir. Alasan itu
menunjukkan Zam sebagai politisi ‘lencong‘ dan ‘lancung‘ yang tak pantas
berada di UMNO.
Sejumlah wartawan senior Malaysia pun marah kepada Zam dan Datuk
Abdul Aziz Ishak ‘“ Pemimpin Redaksi Kelompok penerbitan Utusan karena
membiarkan tulisan Zam yang buruk itu diterbitkan. Keduanya telah
menodai asas-asas akhlak yang selama ini diusung oleh Utusan Malaysia.
Kita sangat marah kepada Zam, karena banyak hal. Pertama, karena
serangan dia kepada Pak Habibie sangat tidak wajar. Kedua, sebagai bekas
menteri, mestinya sebagai bekas menteri dia tahu adab, memegang teguh
prinsip UMNO dan pers Malaysia: menghormati Kepala Negara dan mantan
Kepala Negara jiran. Ketiga, Zam tak punya adab kesopanan, semata-mata
hanya karena dia membenci Anwar Ibrahim.
Dampak dari tindakan bebal Zainuddin Maidin, rusaklah upaya Mantan
Perdana Menteri Malaysia Dr. Tun Mahathir, Perdana Menteri Malaysia
Dato‘ Seri Muhammad Najib Tun Razak, Yang Dipertua Dewan Negara, Tan Sri
Abu Zahar Dato‘ Nika Ujang, dan Menteri Penerangan Komunikasi
Kebudayaan Malaysia Dr. Dato‘ Seri Utama Rais Yatim. Zam juga sudah
menghancurkan persahabatan yang dibangun susah payah oleh para wartawan
senior, budayawan, aktivis NGO (lembaga swadaya masyarakat), dan
tokoh-tokoh pengusaha.
‘Musang tua‘ tak beradab, itu telah membakar rasa persaudaraan kedua
negara, hanya karena dia depresi? Itu bukan alasan. Urusan kita adalah
memelihara hubungan baik kedua negara yang terus menerus diupayakan oleh
kalangan berakal sehat dan beradab.
Kita mendesak, PM Malaysia Dato‘ Seri Muhammad Najib Tun Razak,
selaku Presiden UMNO (United Malays National Organization) memberi
punishment kepadanya sebagai anggota. Alasannya: Zainuddin Maidin,
‘musang tua tak tahu adab‘ itu telah merusak hubungan ‘dua hala‘ (timbal
balik) kedua negara. Kita berharap pula, pertemuan pemimpin
pemerintahan kedua negara, pekan depan, mengobati luka yang ditorehkan
Zam !
sumber : http://anwaribrahimblog.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar